Selasa, 30 Juni 2015

Menjadi Angkatan Darat, Udara, Laut & Ritual Penyelamatan

Posted By: Pulau Seliu - 09.58

Share

& Comment



Perjalanan menuju Pulau Seliu bukanlah perjalanan yang mudah dan cepat dilakukan. Dari Yogyakarta menuju Pulau Seliu harus ditempuh melalui 3 jalur, yakni jalur darat, udara dan laut. Mulai dari Yogyakarta menaiki Bus menuju Bandara Soekarno Hatta. Berangkat jam 1 siang, dan sampai jam 6 pagi di Bandara. Dan tiket pesawat menuju Bandara Tanjung Pandan adalah jam 10.30. Walhasil menjadi penghuni bandara untuk beberapa jam, dengan tampang kucel setelah perjalanan jauh menaiki Bus. Ternyata Tim BBL-11 tidak sendiri, cukup mudah mengenali peserta KKN lain dari UGM. Dibandara ternyata sudah nampak segerombolan mahasiswa yang menggunakan jaket bertuliskan BBL-02 KKN UGM. Tentu saja kode BBL sudah bisa ditebak merupakan kepanjangan dari Bangka Belitung. Ada beberapa unit yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Belitung, dan tentunya cuma ada 1 unit yang KKN di Pulau Seliu.
Tak banyak yang istimewa dari perjalanan udara kali ini, pesawat Garuda telah menunjukkan kualitasnya. Take off yang mulus dan pendaratan yang mulus. Sebuah minuman dingin dan beberapa film Indonesia menemani sepanjang perjalanan di atas pesawat. Dari bandara Soekarno Hatta, kira-kira memerlukan waktu 45 menit untuk sampai ke Bandara Tanjung Pandan. Yang menakjubkan ketika sudah mendekati Pulau Bangka Belitung, yakni kenampakan Pulau Seliu dari atas pesawat, kenampakan seluruh pulau yang biasanya hanya dapat dilihat dari Google Maps kini dapat dilihat dengan mata kepala sendiri, tak jauh berbeda dengan Google Maps, tapi tentu ada sensasi berbeda ketika melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Jika menaiki pesawat tidak terlalu istimewa, hal yang berbeda terjadi ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Belitung. Cuaca di sana sedikit panas, dari Bandara menuju Pulau Seliu terlebih dahulu menuju Teluk Gembira untuk kemudian menyebrang ke Pulau Seliu. Sepanjang perjalanan menuju Teluk Gembira, jalananan begitu lenggan, nyaris seperti jalan milik pribadi. Sepanjang jalan hanya ada sedikit rumah dan banyak perkebunan, Masih terlihat hangat suasana Desa yang akrab dan jauh dari kesan Perkotaan yang penuh dengan Mall. Dan mata akan begitu takjub ketika sampai di Teluk Gembira, Batu besar sudah terpampang di pingir laut yang merupakan ciri khas pantai-pantai di Pulau Bangka Belitung. Perjalanan menyebrang laut dilanjutkan dengan menggunakan kapal nelayan kecil yang bisa memuat sekitar 40 orang. Untunglah perairan menuju Pulau Seliu,merupakan perairan Kepualuan yang ombaknya tidak terlalu kencang. Hamparan laut luas menemani perjalanan kali ini, inilah saatnya pengabdian dan petualangan di mulai. Sampai di Pulau Seliu, sudah disambut oleh beberapa anak kecil dan beberapa nelayan lokal yang dengan sigap membantu menurunkan barang bawaan.
Perjalanan menuju Desa Pulau Seliu kali ini dipandu oleh Bapak Safari, seorang Kaur yang sangat ramah dan penuh keikhlasan dalam membantu kami. Dengan sigap beliau menunjukkan rumah yang menjadi tempat tinggal kami 2 bulan kedepan dan turut serta membersihlannya. Sebuar air dan tepung dicampur aduk, kemudian tiba-tiba dicipratkan ke tempok-tembok rumah yang akan ditinggali.
“Itu untuk apa ya Pak?” tanya saya penuh ketidaktahuan. “Ini sudah menjadi ritual disini Mas, jika ada rumah yang sudah lama tidak ditinggali maka harus dilakukan ritual seperti ini untuk memohon keselamatan”. Ternyata selain ramah warga asli Pulau Seliu memegang teguh budaya adat yang sudah ada sejak dahulu. Benar-benar lokasi yang menarik untuk dijadikan tempat KKN.
Setelah semuanya beres, malam hari pertama di Seliu sungguh menakjubkan. Makan di pinggir dermaga ditemani deburan ombak yang tak terlalu “galak” dan pemandangan langit yang begitu bersih. Beberapa  nelayan ada yang baru pulang dari melaut. Rejeki pun datang, Bapak Edyar selaku kepala Desa, mengajak kami berkeliling dan langsung memberikan kami beberapa ekor kepiting untuk dimasak. Enatah kapan terakhir kali makan kepiting semenjak menjadi mahasiswa.
Belum ada satu hari di Pulau Seliu, ia telah menunjukkan keramahannnya yang begitu menakjubkan. Entah keramahan apalagi yang besok akan Seliu tunjukkan. Entahlah, semuanya akan terjawab setelah menjalaninya.




Dalam kamar dengan lampu redup, bersama Imad dan Faris – oleh Made Sapta

About Pulau Seliu

Sebuah portal yang mengenalkan salah satu khasanah Kekayaan Wisata Indonesia yang berada di pulau belitung, Pulau Seliu adalah sebuah pulau kecil yang berada di Selatan Belitung dengan segala keindahan alam dan kearifan lokalnya

1 komentar:

  1. "Perjalanan ini menjadi indah bukan hanya karena ada ombak yang menghampiri, tapi karena ada kamu yang selalu menemani melewati ombak-ombak penuh kasih ini."

    Sudah cukup pemanasannya. Saatnya kita mengabdi. Semangat berkontribusi di pulau penuh kenangan ini! :)

    BalasHapus

Copyright © 2013 Seliu Island™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.