Seliu.
Mendengar kata “Seliu” apa yang terlintas di benak anda? Mungkin anda
membayangakan sebuah nama makanan atau nama suatu benda, ya benar sekali Seliu
adalah sebuah pulau kecil yang termasuk ke dalam provinsi Bangka Belitung. Jika
anda pernah melihat peta pulau Bangka Belitung, di sebelah kiri bawah Pulau
Belitung terdapat pulau kecil, tepatnya lokasinya pada koordinat 107°32’1,79”
Bujur Timur dan 3°13’24,07” Lintang Selatan, pulau tersebutlah dinamai dengan
Pulau Seliu.
Kenapa saya menceritakan Pulau Seliu di
postingan ini? Di tahun 2015 ini untuk pertama kalinya Desa Pulau Seliu
menjadi salah satu lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM UGM. Kenapa ini bisa terjadi? Tentu saja
karena ada beberapa anak muda yang mengusulkan untuk mengadakan KKN di Lokasi
tersebut. Anak muda tersebut yakni Vempi, Via, Choiri, Amira, Zahid, Ria E,
Yurika, Faris, Agung, Lukman, Dida, Rima, Athia, Nurul, Rifki, Voila, Galuh,
Imad, Risyad, Mia, Deddy, Hani, Luluk, Sekar,Neisya, Ria P, Okta, Didin, Fitra
dan saya sendiri Made Sapta yang tergolong dalam tim KKN BBL 11.
Pulau
Seliu bisa dikatakan belum begitu terkenal, ada beberapa permasalahan yang ada
di Pulau Seliu ini yang membuat kami tim KKN BBL 11 berminat melakukan
pengabdian di Pulau Seliu. Setelah melakukan survei dan bertanya-tanya dengan
kepala Desa Pulau Seliu. Permasalahan yang terdapat disana adalah masalah air.
Karena merupakan daerah kepualauan kecil yang berada di tengah laut, tentu saja
setiap menggali sumber air dibawah tanah air yang ada akan sangat mudah
terkontaminasi oleh air laut. Perlu inovasi-inovasi terbaru untuk bisa
mendapatkan air dengan kualitas yang baik. Permasalahan kedua yakni wisata.
Pulau Seliu memiliki potensi wisata yang menjajikan, terutama wilayah pantainya,
tak kalah dengan pantai di Bali. Permasalahannya siapa saja yang mengenal Pulau
Seliu sebagai destinasi wisata? Perlu sebuah ide promo yang cemerlang untuk
membantu mempromosikan wisata di Desa Pulau Seliu. Permasalahan berikutnya adalah listrik. Dari
informasi kepala Desa Pulau Seliu, listrik yang ada di Desa Pulau Seliu hanya
ada pada malam hari sampe jam 6 pagi, setelah itu sampai sore tidak ada listrik
sama sekali. Itupun listrik dimalam hari masih menggunakan tenaga Diesel.
Bayangkan Indonesia sudah merdeka lebih dari 60 tahun namun masih ada wilayah
di Indonesia yang belum mendapatkan listrik secara merata. Disinilah peran anak
muda, khususnya mahasiswa untuk ikut serta turun tangan membantu dalam memajukan
Indonesia. Bukan sekedar hanya membuat papper ilmiah dan presentasi di ajang
forum ilmiah. Tapi terjun langsung kelapangan dan berbaur dengan masyarakat.
Melihat apa permasalahan dilapangan, bagaimana kendalanya, dan apa solusi yang
bisa diberikan. Apakah kami akan menyelesaikan masalah? Dengan waktu KKN hanya 2
bulan, tentu saja kami tidak bisa menjanjikan akan menyelesaikan semua masalah.
Tapi semuanya harus dicoba terlebih dahulu dan diusahakan semaksimal mungkin.
Profesi
utama warga Desa Pulau Seliu adalah nelayan. Malam hari pergi melaut, pagi
pulang kerumah. Bagaimana penghasilan
nelayan disana? Bagaimana cara nelayan menangkan ikan? Teknologi apa yang
diguanakan? Entahlah, saya juga kurang terlalu tahu, besok ada waktu 2
bulan untuk mempelajari semua itu dan berusaha memberikan inovasi-inovasi
dengan menerapkan ilmu yang sudah di dapatkan selama kuliah. Besok, 29 Juni
2015 adalah hari dengan perjalanan yang cukup panjang. Dari Yogyakarta menuju
Jakarta, kemudian dari Jakarta langsung terbang menuju Belitung kemudian
menyebrang lagi dengan kapal menuju Desa Pulau Seliu. Sebagai mahasiswa UGM
yang letaknya di pusat Kota, tinggal 2 bulan di suatu Pulau kecil dan tidak ada
listrik di siang hari, tentu akan menjadi suatu tantangan tersendiri. Lalu
bagaimana perasaan warga Seliu yang tiba-tiba didatangi mahasiswa dari pulau
yang jauh dari Pulau Seliu? Apakah program yang kami usung akan berhasil
terlaksana? Semuanya akan terjawab melalui tulisan-tulisan pada blog www.seliuindonesia.blogspot.com.
Tentunya kami semua berharap semuanya dapat berjalan dengan lancar dan mampu
memberikan kontribusi bagi Indonesia khusunya warga Desa Pulau Seliu.
1 hari menjelang keberangkatan – oleh Made Sapta
0 komentar:
Posting Komentar