Semakin lama disini semakin kenal pula saya dengan kondisi bangunan di
Desa Pulau Seliu. Hampir semua warga tinggal di rumah bergaya modern, sama
dengan rumah tipe kampung pada umumnya. Beberapa bahkan mengikuti perkembangan
dengan desain yang milimalis.
Meski begitu, di Pulau Seliu masih banyak tersebar rumah-rumah tua
dengan ciri khas pada ukiran serta pahatan pagar dan lisplang. Ukurannya yang
seragam, materialnya yang didominasi kayu dan bentuknya yang masih panggung
sangat menunjukan keasrian dari rumah adat.
Namun, mayoritas rumah adat yang masih lengkap dengan perabotan tua di
dalamnya itu, kini kondisinya mulai rusak. Keadaanya kosong tidak berpenghuni,
kotor, berdebu, dan tidak terawat. Beberapa rumah memiliki latar belakang
cerita yang sama, ditinggal penguninya ke kota, namun yang mempunyai rumah tak
pernah kembali bahkan meninggal di perantauan.
Ahli waris yang kemudian mendapatkan hak atas rumah yang semakin usang
tersebut pun engggan sekadar hanya untuk sesekali datang membersihkan. Rumah
tua bernilai seni tinggi tersebut kini menjadi peninggalan yang mulai
terlupakan.
Kondisi tersebut menimbulkan kesimpangsiuran mengenai kepemilikan
rumah-rumah adat tersebut. Potensinya sebagai salah satu destinasi budaya di
Pulau Seliu tidak dapat dikembangkan lantaran terhambat urusan kepemilikan dan
pembiayaan renovasi. Bahkan, yang lebih menghawatirkan, para ahli waris
tersebut menjual rumah serta tanahnya kepada para investor yang tidak memiliki
pengetahuan dan perhatian yang lebih terhadap kebudayaan.
Alhasil, rumah-rumah tersebut kini menjadi “bangkai” yang siap
dikubur. Dihancurkan dan sedang direncanakan bangunan pengganti yang lebih komersial
dan modern. Hal tersebut sangatlah disayangkan mengingat rumah adat merupakan
salah satu kekayaan yang khas dari Pulau Seliu.
Jika bangunan tersebut berada ditangan yang tepat, maka keadaan yang
terjadi akan berbanding terbalik dengan kondisi yang kini terjadi. Seandainya
mau, para pemilik rumah adat dapat kembali dan menghidupkan rumah yang telah
lama mati tersebut.
Suasana kampung yang kini banyak tercampur dengan unsur modern dan
mulai melupakan nilai luhur dari nenek moyangnya akan kembali hangat dan asri dengan
bangkitanya rumah-rumah khas Pulau Seliu.
Rumah adat tua tersebut akan kembali ke zaman kejayaannya dan menulis
sejarah baru.
Opsi lain yang dapat dilakukan untuk melestarikan rumah adat tersebut
agar tetap berdiri adalah mengalih fungsikannya
dengan tanpa melakukan banyak perubahan. Contoh langkahnya adalah dengan
menjadikan rumah tersebut menjadi rumah singgah bagi para wisatawan yang
datang, menjadi museum sejarah seliu, tempat makan atau cafe, maupun rumah
berkumpul bagi warga.
Sebenarnya, warga yang masih tinggal di Pulau Seliu memiliki kesadaran
akan pentingnya mempertahankan dan melestarikan kebudayaan yang mereka miliki.
Namun keterbatasan daya dan upaya serta tidak adanya pihak berwenang yang
membantu menjadikan mereka diam begitu saja ketika satu persatu rumah-rumah
bersejarah yang ada ditengah mereka mulai rusak dan siap untuk digantikan
dengan bangunan baru.
Kebudayaan di Pulau seliu sangatlah berpotensi untuk dilestarikan dan
dikembangkan. Namun sayang, tidak banyak orang luar yang sadar dan mengetahui
seberapa dibutuhkannya mereka di sini. Membela hak-hak leluhur untuk
mempertahankan apa yang dahulu mereka bangun dengan jerih payah, apa yang
mereka dirikan sebagai wujud kebanggaan mereka akan kebudayaan Seliu. Seliu
membutuhkan kekuatan dan dukungan kita, agar apa yang dari hati ingin mereka
perjuangan segera mereka dapatkan. Mengembalikan Seliu yang hangat tidak hanya
masyarakatnya namun juga dengan jajaran rumah panggung beratap rumbianya.
GSN Casino Launches in Maryland - jtmhub.com
BalasHapusGSN 강릉 출장샵 Casino in Maryland will launch w88 its online gambling platform in Maryland. The online 청주 출장마사지 sportsbook 포천 출장마사지 will be 파주 출장샵 located at 777 Grand Blvd in Hanover,