Rabu, 22 Juli 2015

Mengenal Potensi Ekowisata Desa Pulau Seliu

Posted By: Pulau Seliu - 07.07

Share

& Comment



Pulau Seliu mempunyai jajaran karang yang amat luas di sepanjang pesisirnya. Karang tumbuh di perairan dangkal dengan suhu air hangat serta cahya matahari yang dapat masuk ke dalam air. Sedimen yang menutupi jajaran karang yang ada wilayah utara pulau ini adalah sedimentasi sungai atau karena terbawa oleh gelombang laut. Sedimen yang ada dapat ditanggulani dengan penanaman Mangrove pada pesisir pantainya. Rata-rata pertambahan karang setiap tahun adalah 1 s.d 5 cm tentunya dengan kondisi geografis dengan ombak yang tidak terlalu kencang. Ombak yang terlalu kencang dapat merusak karena hantaman soft coral yang tumbuh di karang yang telah mati atau tempat yang sesuai. Apabila keberadaan karang yang indah dapat ditingkatkan dengan melindunginya maka akan lebih banyak lagi potensi pariwisata dengan paket menikmati sunset ataupun sunrise dengan menyelam atau hanya melihat karang di laut lepas Desa Pulau Seliu.

Keadaan mangrove di desa Pulau Seliu
Selain potensi yang telah disebutkan diatas ada pula potensi ekowisata yang bisa dikembangkan. Mari kita kenali ekowisata lebih dekat. Ekowisata di Indonesia diatur dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Dalam hal ini ekowisata dibagi menjadi beberpa aspek yakni wisata pemandangan (objek-objek alam misalkan pantai dan air terjun, flora misalkan hutan dan tumbuhan langka, fauna seperti hewan langka dan hewan endemik, perkebunan seperti teh dan kopi), wisata petualangan (kegiatan alam bebas seperti lintas alam dan berselancar, ekstrem seperti mendaki gunung dan paralayang, berburu), wisata kebudayaan dan sejarah (suku terasing, kerajinan tangan, peninggalan bersejarah), wisata penelitian (pendataan spesies, pedataan kerusakan alam, konservasi), wisata sosial, konsevasi dan pendidikan (pembangunan fasitas umum di dekat objek wisata, reboisasi lahan gundul pengembangan biakan hewan langka serta pendidikan pengembangan SDM di dekat objek ekowisata). Ekowisata cenderung mengarah pada wisata yang berwawasan ligkungan yang menitikberatkan pada konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Salah satu potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah keberadaan hutan mangrove.
Kondisi mangrove yang sekarang relatif kerdil dengan kondisi lapangan yang relatif tandus dengan kondisi substrat yang cocok ditanami mangrove yang salah satunya ditandai dengan keberadaan ikan glodok. Kemudian pada saat KKN-PPM UGM dilakukan inisiasi rehabilitasi hutan mangrove untuk meningkatkan kualitas ekosistem pesisir. Selain hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk shivofishery ikan-ikan yang hidup di kawasan mangrove. Banyak keuntungan yang didapatkan dari rehabilitasi hutan mangrove yang kemudian akan kembali dituliskan dalam artikel yang selanjutnya.
Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang hanya terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk siklus unsur hara. Perluasan hutan mangrove di dunia banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman. Keberadaan hutan mangrove ini membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia, antara lain berfungsi untuk menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi atau abrasi, sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan karbondioksida, sebagai kawasan untuk berlindung, tempat bersarang dan berkembang biak  burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah, tempat rekreasi serta pariwisata. Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, berbagai jenis mangrove juga dapat digunakan sebagai edukasi jenis dengan tiap masing-masing perbedaan. Berbagai paket wisata yang dapat ditawarkan ke wisatawan antara lain melihat berbagai jenis burung yang berhabitat di dekat mangrove. Kemudian dapat digunakan untuk wisata keluarga dan berfoto ria dengan hutan mangrove yang rindang, sejuk dan hijau. Hutan mangrove adalah istilah non-taksonomi yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kelompok tanaman yang semuanya disesuaikan dengan basah dan habitat dengan kadar garam yang tinggi.


Oleh SekarMengenal Potensi Ekowisata Desa Pulau Seliu
Pulau Seliu mempunyai jajaran karang yang amat luas di sepanjang pesisirnya. Karang tumbuh di perairan dangkal dengan suhu air hangat serta cahya matahari yang dapat masuk ke dalam air. Sedimen yang menutupi jajaran karang yang ada wilayah utara pulau ini adalah sedimentasi sungai atau karena terbawa oleh gelombang laut. Sedimen yang ada dapat ditanggulani dengan penanaman Mangrove pada pesisir pantainya. Rata-rata pertambahan karang setiap tahun adalah 1 s.d 5 cm tentunya dengan kondisi geografis dengan ombak yang tidak terlalu kencang. Ombak yang terlalu kencang dapat merusak karena hantaman soft coral yang tumbuh di karang yang telah mati atau tempat yang sesuai. Apabila keberadaan karang yang indah dapat ditingkatkan dengan melindunginya maka akan lebih banyak lagi potensi pariwisata dengan paket menikmati sunset ataupun sunrise dengan menyelam atau hanya melihat karang di laut lepas Desa Pulau Seliu.
P_20150704_113114
Keadaan mangrove di desa Pulau Seliu
Selain potensi yang telah disebutkan diatas ada pula potensi ekowisata yang bisa dikembangkan. Mari kita kenali ekowisata lebih dekat. Ekowisata di Indonesia diatur dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Dalam hal ini ekowisata dibagi menjadi beberpa aspek yakni wisata pemandangan (objek-objek alam misalkan pantai dan air terjun, flora misalkan hutan dan tumbuhan langka, fauna seperti hewan langka dan hewan endemik, perkebunan seperti teh dan kopi), wisata petualangan (kegiatan alam bebas seperti lintas alam dan berselancar, ekstrem seperti mendaki gunung dan paralayang, berburu), wisata kebudayaan dan sejarah (suku terasing, kerajinan tangan, peninggalan bersejarah), wisata penelitian (pendataan spesies, pedataan kerusakan alam, konservasi), wisata sosial, konsevasi dan pendidikan (pembangunan fasitas umum di dekat objek wisata, reboisasi lahan gundul pengembangan biakan hewan langka serta pendidikan pengembangan SDM di dekat objek ekowisata). Ekowisata cenderung mengarah pada wisata yang berwawasan ligkungan yang menitikberatkan pada konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Salah satu potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah keberadaan hutan mangrove.
Kondisi mangrove yang sekarang relatif kerdil dengan kondisi lapangan yang relatif tandus dengan kondisi substrat yang cocok ditanami mangrove yang salah satunya ditandai dengan keberadaan ikan glodok. Kemudian pada saat KKN-PPM UGM dilakukan inisiasi rehabilitasi hutan mangrove untuk meningkatkan kualitas ekosistem pesisir. Selain hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk shivofishery ikan-ikan yang hidup di kawasan mangrove. Banyak keuntungan yang didapatkan dari rehabilitasi hutan mangrove yang kemudian akan kembali dituliskan dalam artikel yang selanjutnya.
Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang hanya terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk siklus unsur hara. Perluasan hutan mangrove di dunia banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman. Keberadaan hutan mangrove ini membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia, antara lain berfungsi untuk menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi atau abrasi, sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan karbondioksida, sebagai kawasan untuk berlindung, tempat bersarang dan berkembang biak  burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah, tempat rekreasi serta pariwisata. Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, berbagai jenis mangrove juga dapat digunakan sebagai edukasi jenis dengan tiap masing-masing perbedaan. Berbagai paket wisata yang dapat ditawarkan ke wisatawan antara lain melihat berbagai jenis burung yang berhabitat di dekat mangrove. Kemudian dapat digunakan untuk wisata keluarga dan berfoto ria dengan hutan mangrove yang rindang, sejuk dan hijau. Hutan mangrove adalah istilah non-taksonomi yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kelompok tanaman yang semuanya disesuaikan dengan basah dan habitat dengan kadar garam yang tinggi.

Oleh Sekar

About Pulau Seliu

Sebuah portal yang mengenalkan salah satu khasanah Kekayaan Wisata Indonesia yang berada di pulau belitung, Pulau Seliu adalah sebuah pulau kecil yang berada di Selatan Belitung dengan segala keindahan alam dan kearifan lokalnya

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 Seliu Island™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.