Pulau
Seliu mempunyai jajaran karang yang amat luas di sepanjang pesisirnya. Karang tumbuh di perairan dangkal dengan
suhu air hangat serta cahya matahari yang dapat masuk ke dalam air. Sedimen
yang menutupi jajaran karang yang ada wilayah utara pulau ini adalah
sedimentasi sungai atau karena terbawa oleh gelombang laut. Sedimen yang ada dapat ditanggulani
dengan penanaman Mangrove pada pesisir pantainya. Rata-rata pertambahan karang
setiap tahun adalah 1 s.d 5 cm tentunya dengan kondisi geografis dengan ombak
yang tidak terlalu kencang. Ombak yang terlalu kencang dapat merusak karena
hantaman soft coral yang tumbuh di
karang yang telah mati atau tempat yang sesuai. Apabila keberadaan karang yang
indah dapat ditingkatkan dengan melindunginya maka akan lebih banyak lagi
potensi pariwisata dengan paket menikmati sunset
ataupun sunrise dengan menyelam atau
hanya melihat karang di laut lepas Desa Pulau Seliu.
Keadaan mangrove di desa Pulau Seliu
Selain
potensi yang telah disebutkan diatas ada pula potensi ekowisata yang bisa
dikembangkan. Mari kita kenali ekowisata lebih dekat. Ekowisata di Indonesia
diatur dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Dalam hal ini
ekowisata dibagi menjadi beberpa aspek yakni wisata pemandangan (objek-objek
alam misalkan pantai dan air terjun, flora misalkan hutan dan tumbuhan langka,
fauna seperti hewan langka dan hewan endemik, perkebunan seperti teh dan kopi), wisata petualangan (kegiatan alam bebas
seperti lintas alam dan berselancar, ekstrem seperti mendaki gunung dan
paralayang, berburu),
wisata kebudayaan dan sejarah (suku terasing, kerajinan tangan, peninggalan
bersejarah),
wisata penelitian (pendataan spesies, pedataan kerusakan alam, konservasi), wisata sosial, konsevasi dan pendidikan
(pembangunan fasitas umum di dekat objek wisata, reboisasi lahan gundul
pengembangan biakan hewan langka serta pendidikan pengembangan SDM di dekat
objek ekowisata).
Ekowisata cenderung mengarah pada wisata yang berwawasan ligkungan yang
menitikberatkan pada konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Salah satu potensi
ekowisata yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah keberadaan hutan mangrove.
Kondisi mangrove yang sekarang relatif kerdil dengan kondisi
lapangan yang relatif tandus dengan kondisi substrat yang cocok ditanami
mangrove yang salah satunya ditandai dengan keberadaan ikan glodok. Kemudian
pada saat KKN-PPM UGM dilakukan inisiasi rehabilitasi hutan mangrove untuk
meningkatkan kualitas ekosistem pesisir. Selain hal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk shivofishery ikan-ikan yang hidup di kawasan mangrove. Banyak keuntungan
yang didapatkan dari rehabilitasi hutan mangrove yang kemudian akan kembali
dituliskan dalam artikel yang selanjutnya.
Hutan
mangrove merupakan salah satu ekosistem yang hanya terdapat di
sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa
ekosistem, termasuk siklus unsur hara. Perluasan hutan mangrove di dunia banyak
dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman. Keberadaan hutan mangrove ini
membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia, antara lain berfungsi untuk
menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi atau
abrasi, sebagai tempat terjadinya proses daur
ulang yang menghasilkan karbondioksida, sebagai kawasan untuk berlindung,
tempat bersarang dan berkembang biak
burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah, tempat
rekreasi serta pariwisata.
Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, berbagai jenis mangrove juga dapat
digunakan sebagai edukasi jenis dengan tiap masing-masing perbedaan.
Berbagai paket wisata yang dapat
ditawarkan ke wisatawan antara lain melihat berbagai jenis burung yang
berhabitat di dekat mangrove. Kemudian dapat digunakan untuk wisata keluarga
dan berfoto ria dengan hutan mangrove yang rindang, sejuk dan hijau. Hutan
mangrove adalah istilah non-taksonomi yang digunakan untuk menggambarkan
berbagai kelompok tanaman yang semuanya disesuaikan dengan basah dan habitat
dengan kadar garam yang tinggi.
Oleh Sekar Mengenal
Potensi Ekowisata Desa Pulau Seliu
Pulau
Seliu mempunyai jajaran karang yang amat luas di sepanjang pesisirnya. Karang tumbuh di perairan dangkal dengan
suhu air hangat serta cahya matahari yang dapat masuk ke dalam air. Sedimen
yang menutupi jajaran karang yang ada wilayah utara pulau ini adalah
sedimentasi sungai atau karena terbawa oleh gelombang laut. Sedimen yang ada dapat ditanggulani
dengan penanaman Mangrove pada pesisir pantainya. Rata-rata pertambahan karang
setiap tahun adalah 1 s.d 5 cm tentunya dengan kondisi geografis dengan ombak
yang tidak terlalu kencang. Ombak yang terlalu kencang dapat merusak karena
hantaman soft coral yang tumbuh di
karang yang telah mati atau tempat yang sesuai. Apabila keberadaan karang yang
indah dapat ditingkatkan dengan melindunginya maka akan lebih banyak lagi
potensi pariwisata dengan paket menikmati sunset
ataupun sunrise dengan menyelam atau
hanya melihat karang di laut lepas Desa Pulau Seliu.

Keadaan mangrove di desa Pulau Seliu
Selain
potensi yang telah disebutkan diatas ada pula potensi ekowisata yang bisa
dikembangkan. Mari kita kenali ekowisata lebih dekat. Ekowisata di Indonesia
diatur dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Dalam hal ini
ekowisata dibagi menjadi beberpa aspek yakni wisata pemandangan (objek-objek
alam misalkan pantai dan air terjun, flora misalkan hutan dan tumbuhan langka,
fauna seperti hewan langka dan hewan endemik, perkebunan seperti teh dan kopi), wisata petualangan (kegiatan alam bebas
seperti lintas alam dan berselancar, ekstrem seperti mendaki gunung dan
paralayang, berburu),
wisata kebudayaan dan sejarah (suku terasing, kerajinan tangan, peninggalan
bersejarah),
wisata penelitian (pendataan spesies, pedataan kerusakan alam, konservasi), wisata sosial, konsevasi dan pendidikan
(pembangunan fasitas umum di dekat objek wisata, reboisasi lahan gundul
pengembangan biakan hewan langka serta pendidikan pengembangan SDM di dekat
objek ekowisata).
Ekowisata cenderung mengarah pada wisata yang berwawasan ligkungan yang
menitikberatkan pada konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Salah satu potensi
ekowisata yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah keberadaan hutan mangrove.
Kondisi mangrove yang sekarang relatif kerdil dengan kondisi
lapangan yang relatif tandus dengan kondisi substrat yang cocok ditanami
mangrove yang salah satunya ditandai dengan keberadaan ikan glodok. Kemudian
pada saat KKN-PPM UGM dilakukan inisiasi rehabilitasi hutan mangrove untuk
meningkatkan kualitas ekosistem pesisir. Selain hal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk shivofishery ikan-ikan yang hidup di kawasan mangrove. Banyak keuntungan
yang didapatkan dari rehabilitasi hutan mangrove yang kemudian akan kembali
dituliskan dalam artikel yang selanjutnya.
Hutan
mangrove merupakan salah satu ekosistem yang hanya terdapat di
sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa
ekosistem, termasuk siklus unsur hara. Perluasan hutan mangrove di dunia banyak
dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman. Keberadaan hutan mangrove ini
membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia, antara lain berfungsi untuk
menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi atau
abrasi, sebagai tempat terjadinya proses daur
ulang yang menghasilkan karbondioksida, sebagai kawasan untuk berlindung,
tempat bersarang dan berkembang biak
burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah, tempat
rekreasi serta pariwisata.
Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, berbagai jenis mangrove juga dapat
digunakan sebagai edukasi jenis dengan tiap masing-masing perbedaan.
Berbagai paket wisata yang dapat
ditawarkan ke wisatawan antara lain melihat berbagai jenis burung yang
berhabitat di dekat mangrove. Kemudian dapat digunakan untuk wisata keluarga
dan berfoto ria dengan hutan mangrove yang rindang, sejuk dan hijau. Hutan
mangrove adalah istilah non-taksonomi yang digunakan untuk menggambarkan
berbagai kelompok tanaman yang semuanya disesuaikan dengan basah dan habitat
dengan kadar garam yang tinggi.
Oleh Sekar
0 komentar:
Posting Komentar